Untuk membangun brand yang kuat
perusahaan harus melakukan sesuatu yang mengena di benak konsumen, tidak
sekadar menjual tetapi memiliki implikasi jangka panjang
19 September 2007
Hermawan Kartajaya kembali membagi
ide segar seputar dunia marketing. Inspirasi dari suhu marketing
modern Philip Kotler itu dibagikan kepada peserta seminar MarkPlus di Surabaya,
Senin (17/9) malam:
“Adakah perusahaan, yang ketika dia
tutup dan produknya sudah tidak keluar, konsumen akan sedih?” pancing Hermawan
Kartajaya memancing antusiasme peserta seminar.
Susah kan menyebutkan produk
tersebut? Jika Anda menemukan jawaban atas pancingan Hermawan tadi, pastilah
produk tersebut memiliki brand (merek) yang sangat kuat. Menciptakannya, tentu
saja tidak cukup hanya dengan beriklan. Baik itu di media cetak (printing ad),
iklan luar ruang (outdoor), maupun iklan-iklan model baru.
Hermawan yang juga founder dan
President MarkPlus itu mengatakan untuk membangun brand yang kuat perusahaan tidak
boleh hanya mengandalkan iklan. Perusahaan harus melakukan sesuatu yang mengena
di benak konsumen, tidak sekadar menjual tetapi memiliki implikasi jangka
panjang.
Menurut Asian Marketing Guru itu,
perusahaan yang memiliki reputasi bagus tidak lagi memerlukan promosi, marketing, public relation, atau
corporate social responsibility (CSR) karena hal itu telah terjadi dengan
sendirinya.
“Cara baru membangun brand adalah
dengan membentuk bisnis yang dicintai oleh karyawan perusahaan, masyarakat, dan
investor,” ungkapnya.
Menurut Hermawan hal tersebut
terkait reputasi. Bagi customer, reputasi yang baik akan menentukan keputusan
membeli. Bagi karyawan perusahaan, nama baik akan memicu mereka untuk loyal dan
berkomitmen. Reputasi juga bisa mengundang investor untuk menanamkan modalnya.
Selain itu, nama baik juga akan menarik media untuk terus mengikuti
perkembangan.
“Reputasi yang baik akan mendorong
analis keuangan memberikan peringkat yang tinggi,” ujarnya.
Beberapa brand yang mampu meraih itu
semua adalah The Body Shop dan produk Apple seperti IPod dan ITunes. The Body
Shop, merek produk perawatan tubuh itu dikenal sebagai produk yang ramah lingkungan sehingga bisa mengambil simpati
konsumen di seluruh dunia. Selain itu, Anita Roddick, pencipta merek tersebut,
dikenal sebagai aktivis lingkungan hidup dan bisnisnya juga sangat concern terhadap
perekonomian dunia ketiga.
Sedangkan produk-produk Apple
dikenal memiliki reputasi tersendiri dibanding produk elektronik sejenis.
Bahkan saat ini, perusahaan yang didirikan oleh Steve Jobs itu telah menjual
jutaan keping produknya dan menciptakan konsumen yang loyal.
Dalam membangun brand yang kuat,
kata Hermawan, harus dimulai dengan menyinergikan pikiran, hati, dan jiwa, yang
lantas diimplikasikan kepada model bisnis dengan menciptakan misi, visi, dan
nilai. Misinya, perusahaan bisa memberi manfaat kepada manusia dan lingkungan.
Visinya, perusahaan bisa menjadi yang terdepan dalam menciptakan inovasi untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Dan nilainya adalah menciptakan nilai keekonomian,
lingkungan yang sehat, dan mendukung perkembangan sosial.
Menurutnya, perusahaan perlu
melakukan usaha-usaha untuk mempertahankan diri bagi orang-orang yang mencintai
perusahaan. “Akhirnya, perusahaan akan mampu menciptakan brand-nya akan
mempunyai brand integrity, brand identity, dan brand image,” katanya.
Sumber: http://bisnisukm.com/kiat-membangun-brand-yang-kuat-ala-hermawan-kartajaya.html